Sabtu, 20 Oktober 2012

Pre Eklampsia Berat


Pre Eklampsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertemsi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. ( Sarwono, 2002 )
Pre Eklampsi dan eklampsi adalah bagian dari gangguan yang sama, dan Eklampsi merupakan bentuk berat dari penyakit tertentu. Pre eklampsi hampir selalu mendahului Eklampsi. Tidak semua kasus menjadi progresif dari penyakit ringan ke berat, dan beberapa penderita mengalami Pre eklampsi berat akan eklampsi secara mendadak. ( Safemotherhood, 2001 )
    1. Etiologi
Menurut Sarwono, 2002, Apa yang menjadi penyebab pre eklampsi  sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab – musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal – hal berikut :
  • Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa.
  • Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
  • Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
  • Sebab jarang terjadinya eklampsi pada kehamilan berikutnya
  • Sebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema, kejang, dan koma.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsi ialah iskemia plasenta.
    1. Gejala dan Tanda Preeklampsia berat ( Sarwono, 2002 )
  • Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
  • Tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg
  • Peningkatan kadar enzim hati atau / dan ikterus
  • Trombosit < 100.000/mm3
  • Oligouria < 400 ml/ 24 jam
  • Proteinuria > 3 g / liter
  • Nyeri epigastrium
  • Skotoma dan gangguan visus
  • Nyeri frontal yang berat
  • Perdarahan retina
  • Edema pulmonum
  • Koma
  1. 4.      Penanganan ( Buku Panduan Praktis Pelayanan dan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 )
Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsi. Semua kasus preeklampsi berat harus ditangani secara aktif. Penanganan konservatif tidak dianjurkan karena gejala dan tanda eklampsia seperti hiperrefleksia dan gangguan penglihatan sering tidak sahih.
  1. Penanganan Kejang
  • Beri obat antikonvulsan
  • Perlengkapan untuk penanganan kejang ( jalan napas, sedotan, masker dan balon, oksigen )
  • Beri oksigen 4 – 6 liter per menit
  • Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu keras.
  • Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi resiki aspirasi.
  • Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu
  1. Penanganan Umum
  • Jika tekanan diastolic tetap lebih dari 110 mmHg, berikan obat antihipertensi, sampai tekanan diastolic di antara 90 – 110 mmHg
  • Pasang infus dengan jarum besar ( 16 gauge )
  • Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan.
  • Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria.
  • Jika jumlah urin kurang dari 30 ml per jam
√  Hentikan MgSO4 dan berikan cairan I. V ( NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat) pada kecepatan 1 liter per 8 jam
√  Pantau kemungkinan edema paru
  • Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
  • Observasi tanda – tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
  • Auskultasi paru untuk mencari tanda – tanda edema paru
  • Hentikan pemberian cairan I. Vdan berikan diuretic misalnya furoemid 40 mg I.V sekali saja jika ada edema paru.
  • Nilai pemnekuan darah dengan uji pembekuan sederhana. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati.
    1. Pencegahan
Untuk mencegah kejadian Preeklampsi dapat dilakukan nasehat tentang       :
  • Diet makanan
Makanan tinggi protein, karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau oedema.
  • Cukup Istirahat
  • Pengawasan antenatal ( Tekanan darah, TFU, Kenaikan berat badan, oedema, proteinuria, gerakan janin, denyut jantung janin, dan air ketuban )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar