Sabtu, 20 Oktober 2012

Dismenore (Dysmenorrhea)



 Dismenore Berdasarkan Ada Tidaknya Kelainan atau Sebab yang Dapat Diamati
Dismenore Primer
Pengertian
Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata. Dismenore primer terjadi sesudah menarche (12 bulan atau lebih) dikarenakan siklus menstruasi bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama haid dan berlangsung beberapa jam. Sifat nyeri yang dirasakan seperti kejang yang berjangkit-jangkit, terjadi pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan paha. Gejala lain yang menyertai nyeri antara lain rasa mual, muntah, sakit kepala dan diare (Hanafiah, 1997).
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya nyeri pada dismenore primer adalah sebagai berikut:

Korpus luteum akan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan. Hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium dan menghasilkan asam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang merangsang miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi, selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Sunaryo, 1989).
Etiologi
Faktor yang menyebabkan dismenore primer antara lain:
  1. Faktor kejiwaan.
  2. Faktor konstitusi.
  3. Faktor obstruksi kanallis servikalis.
  4. Faktor endokrin.
  5. Faktor alergi.
  6. Faktor neurologis.
  7. Vasopresin.
  8. Leukotren.
Faktor Kejiwaan
Wanita mempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga mudah mengalami dismenore primer. Faktor kejiwaan, bersamaan dengan dismenore akan menimbulkan gangguan tidur (insomnia).
Faktor Konstitusi
Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor konstitusi antara lain: anemia, penyakit menahun dan sebagainya.
Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Teori tertua menyatakan bahwa dismenore primer disebabkan oleh stenosis kanalis servikalis, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi. Mioma submukosum bertangkai polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
Faktor Endokrin
Kejang pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih akan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah.
Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenore primer dengan urtikaria, migren atau asma bronkial.
Faktor Neurologis
Uterus dipersyarafi oleh sistem oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
Vasopresin
Kadar vasopresin pada wanita dismenorea primer sangat tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa dismenorea. Pemberian vasopresin pada saat menstruasi menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, menurunnya aliran darah pada uterus, dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga kini peranan pasti vasopresin dalam mekanisme terjadinya dismenorea masih belum jelas.
Leukotren
Helsa (1992), mengemukakan bahwa leukotren meningkatkan sensitivitas serabut nyeri pada uterus. Leukotren dalam jumlah besar ditemukan dalam uterus wanita dengan dismenorea primer yang tidak memberi respon terhadap pemberian antagonis prostaglandin.
Penanganan
Penanganan dismenore primer antara lain dengan:
  1. Obat-obatan.
  2. Rileksasi.
  3. Hipnoterapi.
  4. Alternatif.
Obat-Obatan
Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi nyeri haid antara lain: analgetika, hormonal, anti prostaglandin.
Analgetika
Analgetika digunakan untuk mengurangi nyeri. Jenis analgetika untuk nyeri ringan antara lain: aspirin, asetaminofen, propofiksen. Sedangkan jenis analgetika untuk nyeri berat antara lain: prometazin, oksikodon, butalbital.
Hormonal
Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih tepat diberikan pada wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Jenis hormon yang diberikan progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). Pemberian pil dari hari 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10 mg/hari. Progesteron diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25 siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang.
Anti Prostaglandin
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer. NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran pencernaan, asma dan alergi terhadap jenis obat anti prostaglandin.
Rileksasi
Pada kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita mengurangi stres maka mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi, perlunya rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri.
Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah metode mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Hal ini dilakukan dengan memunculkan pikiran bawah sadar agar permasalahan dapat diketahui dengan tepat.
Alternatif
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid antara lain:
  1. Suhu panas (bantal pemanas, kompres, minum minuman hangat, mandi air hangat).
  2. Tidur dan istirahat cukup.
  3. Olahraga teratur.
  4. Visualisasi konsentrasi.
  5. Aroma terapi.
  6. Pijatan.
  7. Mendengarkan musik, membaca buku maupun menonton film.
  8. Mengurangi konsumsi kopi.
  9. Tidak merokok maupun minum alkohol.
  10. Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih.
  11. Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium.
  12. Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
  13. Tumbuhan obat (daun sadewa, mawar, teki, dan sebagainya).
Dismenore Sekunder
Pengertian
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh penyakit, gangguan atau kelainan di dalam maupun di luar rahim. Nyeri pada dismenore sekunder dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus berlangsung beberapa hari setelah menstruasi.
Penyebab
Penyebab dismenore sekunder antara lain:
  1. Benjolan yang menyebabkan perdarahan.
  2. Rahim yang terbalik.
  3. Peradangan selaput lendir rahim.
  4. Pemakaian kontrasepsi spiral/IUD.
  5. Endometriosis.
  6. Fibroid atau tumor.
  7. Infeksi pelvis.
Pengobatan
Pengobatan yang sering dipakai adalah golongan NSAID yaitu: aspirin, naproksen, ibuprofen, indometasin, dan asam mefenamat. Obat-obatan ini sering kali lebih efektif jika diminum sebelum timbul nyeri. Karena dismenorea jarang menyertai perdarahan tanpa ovulasi, maka pemberian kontrasepsi oral untuk menekan ovulasi juga merupakan pengobatan yang efektif.
Referensi
ahriku.wordpress.com/2010/02/08/dismenore/ diunduh 27 Mei 2010, 06:35 PM
en.wikipedia.org/wiki/Dysmenorrhea diunduh 27 Mei 2010, 02:32 PM
ipin4u.esmartstudent.com/haid.htm diunduh 27 Mei 2010, 02:20 PM
medicinenet.com/menstrual_cramps/article.htm diunduh 27 Mei 2010, 02:35 PM
qittun.blogspot.com/2008/11/konsep-dysmenorrhea.html diunduh 27 Mei 2010, 02:28 PM

Kata Kunci

dismenore primer, patofisiologi dismenore, korpus luteum, disminore primer, etiologi dismenore, hormon, penanganan dismenore, penanganan dismenorea, pengertian prostaglandin, prostaglandin, patofisiologi disminore, mengapa anemia bisa menyebabkan dismenore, Patofisiologi disminorea, mekanisme terjadinya Disminore, patofisiologi dismonoreae, pengertian arak hidonat, Pengertian dismenorea primer dan sekunder, penyakit endokrin, peran bidan menangani dimenoria primer, profil kesehatan indonesia kesehatan reproduksi wanita premenstruasi, sifat nyeri dismenore, www artikata com penangganan nyeri dismenore, mekanisme miometrium, latihan soal siklus hormonal, cara menghilangkan disminore berlebihan.

Gangguan dan Masalah Haid dalam Sistem Reproduksi


Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
  1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
  2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea
  3. Perdarahan di luar haid : Metroragia
  4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra haid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea
Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya Perdarahan Pada Haid

Hipermenorea atau Menoragia
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Sebab-sebab
  1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika
  2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
  3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
  4. Hipertensi
  5. Dekompensio cordis
  6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
  7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
  8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Tindakan Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
Hipomenorea
Definisi
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Sebab-sebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
Tindakan Bidan
Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
Kelainan Siklus
Polimenorea atau Epimenoragia
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Sebab-sebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
Oligomenorea
Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Sebab-sebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC
Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.
Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
  1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
  2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Sebab-sebab
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Terapi
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.
Perdarahan di luar haid
Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
  1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
  2. Metroragia diluar kehamilan.
Sebab-sebab
  1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
  2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Terapi : kuretase dan hormonal.
Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mastodinia atau Mastalgia
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Dismenorea
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
  1. Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Sebab : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi). Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.
  2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya).
Referensi
Adobe Reader-[cdk_133_obstertri_dan_ginekologi.pdf]. Junizar, Galya, dkk, 2001. Pengobatan Dismenore Secara Akupuntur. KSMF Akupunktur Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo. Jakarta.
Adobe Reader-[Amenorea.pdf].
Bagian Obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.

Kata Kunci

masalah haid, masalah menstruasi, endometritis, metroragia, gangguan menstruasi, gangguan haid dan siklusnya, gangguan siklus haid, gangguan siklus menstruasi, polimenorea, perdarahan diluar haid, kelainan pada sistem reproduksi, hipomenorea, penyakit ginekologi, haid tidak berhenti, hipermenorea, kelainan siklus haid, reproduksi, menstruasi tidak berhenti, kelainan pada menstruasi, oligomenorea, menoragia, pengertian metroragia, gangguan sistem reproduksi, kelainan menstruasi, penyakit pada sistem reproduksi.

Pertumbuhan Janin dalam Kandungan


Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi. Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.
Bulan ke-0
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11
Gambar 1. Zigot
Minggu ke-4/ Bulan ke-1
Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.
Gambar 2. Janin 4 minggu
Minggu ke-8/ Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.
Gambar 3. Janin 8 minggu
Minggu ke-12/ Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin.
Gambar 4. Janin 12 minggu
Minggu ke-16/ Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas simpisispubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.
Gambar 5. Janin 16 minggu
Minggu ke-20/ Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan menendang.
Gambar 6. Janin 20 minggu
Minggu ke-24/ Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.
Gambar 7. Janin 24 minggu

Minggu ke-28/ Bulan ke-7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.
Gambar 8. Janin 28 minggu
Minggu ke-32/ Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif.
Gambar 9. Janin 32 minggu
Minggu ke-36/ Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna.
Gambar 10. Janin 36 minggu
Minggu ke-40/ Bulan ke-10
Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari bawah prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo.
Gambar 11. Janin 40 minggu
Referensi
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

Kata Kunci

pertumbuhan janin, pertumbuhan janin dalam kandungan, janin 7 bulan, perkembangan janin, organogenesis, janin, gambar janin 7 bulan, verniks, janin 28 minggu, janin dalam kandungan, simpisis, pertumbuhan bayi dalam kandungan, janin 4 bulan, janin 8 bulan, pertumbuhan janin dalam rahim, gambar janin, gambar janin usia 8 bulan, janin 6 bulan, gambar janin 8 bulan, janin 24 minggu, gambar janin 5 bulan, janin 8 minggu, kandungan 7 bulan, perkembangan janin 7 bulan, bayi dalam kandungan.

Paradigma Kebidanan


Paradigma Kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan.
  1. Wanita
Wanita /manusia adalah mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalamkeluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.
  1. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psiko sosial meliputi keluarga, kelompok, komuniti maupun masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok yang paling penting dan kompoleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan unit dari komuniti.
Keluarga mencakup sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Keluarga dapat nmenunjang kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada ibu yang sedang hamil, melahirkan dan nifas. Keadaan sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan ibu hamil, melahirkan dan nifas
  1. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahua sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat menyeluruh (holistik).
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilan, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan. Demikian pula ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.
Adapun perilaku propesional dari bidan mencakup ;
  • Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
  • Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
  • Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
  • Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi
  • Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
  • Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
  • Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
  • Menggunakan keterampilan komunikasi
  • Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga
  • Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan
  1. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
  1. Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
  2. Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
  3. Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
  1. Keturunan
Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas.
Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses yang fisologis namun bila ditangani secara tidak akurat , keadaan fisologis akan menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya. Oleh karena itu layanan praperkawinan, kehamilan, kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan.

Pre Eklampsia Berat


Pre Eklampsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertemsi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. ( Sarwono, 2002 )
Pre Eklampsi dan eklampsi adalah bagian dari gangguan yang sama, dan Eklampsi merupakan bentuk berat dari penyakit tertentu. Pre eklampsi hampir selalu mendahului Eklampsi. Tidak semua kasus menjadi progresif dari penyakit ringan ke berat, dan beberapa penderita mengalami Pre eklampsi berat akan eklampsi secara mendadak. ( Safemotherhood, 2001 )
    1. Etiologi
Menurut Sarwono, 2002, Apa yang menjadi penyebab pre eklampsi  sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab – musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal – hal berikut :
  • Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa.
  • Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
  • Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
  • Sebab jarang terjadinya eklampsi pada kehamilan berikutnya
  • Sebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema, kejang, dan koma.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsi ialah iskemia plasenta.
    1. Gejala dan Tanda Preeklampsia berat ( Sarwono, 2002 )
  • Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
  • Tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg
  • Peningkatan kadar enzim hati atau / dan ikterus
  • Trombosit < 100.000/mm3
  • Oligouria < 400 ml/ 24 jam
  • Proteinuria > 3 g / liter
  • Nyeri epigastrium
  • Skotoma dan gangguan visus
  • Nyeri frontal yang berat
  • Perdarahan retina
  • Edema pulmonum
  • Koma
  1. 4.      Penanganan ( Buku Panduan Praktis Pelayanan dan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 )
Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsi. Semua kasus preeklampsi berat harus ditangani secara aktif. Penanganan konservatif tidak dianjurkan karena gejala dan tanda eklampsia seperti hiperrefleksia dan gangguan penglihatan sering tidak sahih.
  1. Penanganan Kejang
  • Beri obat antikonvulsan
  • Perlengkapan untuk penanganan kejang ( jalan napas, sedotan, masker dan balon, oksigen )
  • Beri oksigen 4 – 6 liter per menit
  • Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu keras.
  • Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi resiki aspirasi.
  • Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu
  1. Penanganan Umum
  • Jika tekanan diastolic tetap lebih dari 110 mmHg, berikan obat antihipertensi, sampai tekanan diastolic di antara 90 – 110 mmHg
  • Pasang infus dengan jarum besar ( 16 gauge )
  • Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan.
  • Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria.
  • Jika jumlah urin kurang dari 30 ml per jam
√  Hentikan MgSO4 dan berikan cairan I. V ( NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat) pada kecepatan 1 liter per 8 jam
√  Pantau kemungkinan edema paru
  • Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
  • Observasi tanda – tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
  • Auskultasi paru untuk mencari tanda – tanda edema paru
  • Hentikan pemberian cairan I. Vdan berikan diuretic misalnya furoemid 40 mg I.V sekali saja jika ada edema paru.
  • Nilai pemnekuan darah dengan uji pembekuan sederhana. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati.
    1. Pencegahan
Untuk mencegah kejadian Preeklampsi dapat dilakukan nasehat tentang       :
  • Diet makanan
Makanan tinggi protein, karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau oedema.
  • Cukup Istirahat
  • Pengawasan antenatal ( Tekanan darah, TFU, Kenaikan berat badan, oedema, proteinuria, gerakan janin, denyut jantung janin, dan air ketuban )

Kesehatan Reproduksi Remaja


>> Secara kronologis individu yang berusia antara 11 – 12 tahun sampai 20 – 21 tahun.
>> Secara fisik ditandai perubahan penampilan terutama yang terkait kelenjar seksual (haid dan mimpi basah) alat reproduksinya.
>> Secara psikologis mengalami aspek kognitif, emosi, sosial, moral antara masa anak-anak menuju dewasa. (Aspek kognitif : cara atau pola berpikir yang maju).
>> Menurut WHO : individu yang mengalami pertumbuhan cepat (terlihat dari seks sekunder yang matang). Pada puncaknya proses identifikasi individu menjadi dewasa. Dan merupakan individu yang sedang melewati batas ketergantungan sosial ekonomi menjadi mandiri.

Kenapa Remaja Sangat Diperhatikan
  • Di dunia 1/5 dari kelahiran berasal dari remaja, walaupun kontrasepsi dapat menurunkan kehamilan.
  • Percepatan umur menarche
  • Penundaan umur kawin wanita, pendidikan tinggi meningkat
    • Kesehatan             : fisik dan mental (termasuk gizi)
    • Seksual      : bagaimana penyaluran dari keinginan yang positif
    • Ekonomi    : Kemiskinan, kemandirian
    • Lingkungan yang kondusif untuk penyaluran bakat dan prilaku yang baik
    • Psikologi   : agama
  1. Lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja
  1. Perubahan Anatomi dan Fisiologi
Perempuan
  • Perubahan fisik bentuk tubuh khas wanita
  • Menarche
  • Perkembangan hormon, FSH, LH, progesteron, estrogen dalam siklus haid
  • Penimbunan lemak pada mamae, pubis dan paha
Pria
  • Pertumbuhan hormonal, testosteron
  • Pertumbuhan cepat dari organ reproduksi
  • Perubahan suara, tumbuhnya rambut pada pubis
  • Perkembangna otot
  • Mimpi basah, dan mulai memproduksi sperma
    • Rasa ingin tahu yang besar
    • Kemandirian
    • Identitas diri
    • Privacy
  1. Perubahan Psikis dan Emosi
  1. Perubahan Lingkungan

>>  Lingkungan rumah → keluar rumah
>> Lingkungan sekolah
>> Lingkungan luar sekolah
>> Peer group
  1. Permasalahan Remaja
Seksual            :  hubungan seksual, kehamilan remaja, aborsi, perkosaan, pelacuran, PMS/HIV dan AIDS
Sosial               :  rumah (broken home), rokok, obat-obatan, kenakalan remaja, ekonomi
Lingkungan     :  putus sekolah

Kehamilan remaja menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (15 – 19 tahun).
Remaja yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandung yang dilaksanakan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Pemecahann masalahnya sampai saat ini belum ada, tetapi ada beberapa hal yang mungkin dapat kita lakukan yaitu :
  • Upaya memberikan pendidikan seks
  • Keluarga berencana untuk remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang dapat diberikan oleh bidan adalah :
  • Memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang perubahan anatomis dan fisiologis pada remaja serta perubahan emosi dan psikis yang mereka alami.
  • Memberikan informasi mengenai kehamilan remaja, aborsi, serta penyakit hubungan seksual yang dapat terjadi bila mereka melakukan seks bebas.
  • Memberikan pengetahuan tentang masa pertumbuhan dan gizi seimbang yang mereka perlukan.
  • Membantu mengatasi kesulitan-kesulitan terhadap perubahan-perubahan yang mereka alami baik anatomi, fisiologi, dan psikologi.